Pages

Sabtu, 17 Januari 2015

:: Bahaya Makan Gorengan Bagi Kesehatan ::

Bahaya makan gorengan bagi kesehatanInilah Bahaya Makan Gorengan Bagi Kesehatan. Gorengan adalah makanan yang cukup digemari atau populer di kalangan masyarakat umum karena harganya yang dibilang cukup murah dan enak. Hampir setiap kantin maupun warung menjual jajanan gorengan yang satu ini. Mengapa gorengan berbahaya bagi kesehatan? Bahan baku dari gorengan itu sendiri menyehatkan seperti halnya tempe, tahu, pisang, sayuran, dan sebagainya.
Alangkah baiknya Anda perhatikan terlebih dahulu sebelum membeli gorengan tersebut. Baca juga artikel sebelumnya seperti cara menjaga kesehatan mata dan juga cara menurunkan tekanan darah tinggi.



Perhatikan sebelum membeli gorengan
1. Minyak goreng bekas/jelantah
Minyak goreng bekas/jelantah mengeluarkan kandungan polimer di dalamnya yang terserap dalam makanan berupa asam lemak trans. Dalam kandungan minyak goreng bekas terdapat zat radikal bebas, seperti epioksida dan peroksida yang mutagen dan karsinogen sehingga berisiko terhadap kesehatan tubuh. Gangguan peroksida pada minyak goreng bekas dapat menggangu kesehatan, seperti dapat menimbulkan penyakit metabolisme kolestrol.
2. Pembungkus makanan
Pembungkus yang dipakai untuk membungkus gorengan, juga dapat membahayakan kesehatan tubuh. Penjual di tepi jalan maupun warung-warung kecil, biasanya memakai kertas yang sudah tidak terpakai lagi seperti koran, majalah, dan sebagainya untuk membungkus gorengan. Tinta yang terdapat dalam kertas tersebut apabila terkena panas dari gorengan dapat menyebabkan tinta tersebut larut. Hal ini mengakibatkan tinta tersebut menempel pada gorengan dan dapat menyebabkan akumulasi dalam jaringan tubuh.
3. Kantong plastik hitam untuk pembungkus gorengan
Kantong plastik juga dapat membahayakan kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan kantong plastik hitam tersebut merupakan kantong plastik bekas daur ulang plastik-plastik bekas. Kantong plastik hitam tersebut tidak hygienis karena kita tidak tahu sebelumnya kantong plastik tersebut digunakan untuk apa. Kantong plastik hitam bila digunakan untuk mewadahi langsung makanan akan melepaskan bahan-bahan zat yang berbahaya ke dalam makanan, yang akhirnya dapat menimbulkan penyakit kanker dan gagal ginjal.
4. Bahaya akrilamida
Berdasarkan penelitian dari Lembaga di Swedia menunjukkan bahwa makanan yang banyak mengandung karbohidrat, seperti halnya makanan kentang, singkong maupun ubi yang di proses dengan digoreng dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik yang merupakan senyawa pemicu kanker bernama akrilamida. Akrilamida dapat berpotensi menimbulkan penyakit tumor, merusak DNA, merusak sistem reproduksi, mengganggu tingkat kesuburan dan juga dapat mengakibatkan keguguran. Jadi untuk ibu hamil yang telah terkontaminasi akrilamida banyinya dapat berpotensi lahir cacat.
Dari 4 hal tersebut dapat disimpulkan bahwa bukan dari bahan baku makanannya yang berbahaya melainkan dari cara proses pembuatan gorengan tersebut. Terlalu sering makan gorengan dapat berbahaya bagi tubuh kita. Berikut adalah bahaya makan gorengan bagi kesehatan.
Bahaya makan gorengan bagi kesehatan
1. Gangguan pencernaan
Walaupun gangguan pencernaan bukanlah masalah yang dianggap serius bagi sebagian orang, namun gangguan pencernaan sering dialami banyak orang. Gangguan pencernaan terjadi karena makanan yang mengandung banyak lemak yang sangat asam dan berat pada perut. Jika Anda mengunyah makanan gorengan dengan baik, maka dapat menjadi mudah dicerna dan dapat mengurangi masalah pada perut Anda.
2. Nyeri dada
Nyeri dada merupakan sebuah sensasi terbakar yang terjadi pada dada yang sering dapat menjadi parah pada saat mengambil posisi berbaring ataupun membungkuk. Nyeri dada disebabkan oleh bergeraknya asam lambung ke dalam esofagus ataupun saluran makanan yang mengalirkan makanan dari mulut ke lambung. Cara terbaik menghindari masalah nyeri dada adalah dengan mengurangi asupan gorengan dan ganti dengan masakan yang dikukus ataupun direbus.
3. Kanker usus besar
Salah satu penyebab dari terjadinya kanker usus besar adalah akibat pola makan yang salah. Apabila sering mengonsumsi makanan seperti gorengan dan daging merah dapat memicu terjadinya kanker usus besar. Dr Aru mengatakan bahwa dalam membuat gorengan biasanya menggunakan minyak goreng bekas yang sudah dipakai berulang-ulang sehingga mengandung racun dan juga terdapat radikal bebas. Selain itu minyak goreng bekas sendiri juga bisa memicu terbentuknya asam empedu di dalam usus, asam empedu ini bisa mengiritasi usus.
4. Tukak lambung (ulcer)
Penyakit tukak lambung ataupun ulcer merupakan luka yang terjadi di sekitar bagian lambung atau usus yang menyebabkan rasa nyeri pada sistem pencernaan yang dapat mengakibatkan gangguan pencernaan. Penyakit ini disebabkan oleh sebuah bakteri yang bernama Pylori. Gorengan menyebabkan keasaman dan ulkus di dalam perut Anda. Jadi, menghindari konsumsi junk food seperti gorengan dapat mengurangi masalah perut.
Itulah bahaya makan gorengan bagi kesehatan. Sebaiknya jaga pola makan sehat Anda sehingga dapat terhindar dari penyakit-penyakit yang tidak diinginkan.

Jumat, 16 Januari 2015

:: Keluhan Sakit Ini Sebaiknya Tak Diabaikan ::

Kita kerap mengabaikan keluhan sakit di tubuh dengan beragam alasan. Mungkin karena dianggap tak terlalu mengganggu sehingga keluhan ini tak dianggap penting. Namun Houman Danesh, dokter dan spesialisasi nyeri dari Mt. Sinai Hospital, New York, Amerika Serikat, menganjurkan agar tak mengabaikan rasa sakit itu. Dia bahkan menjelaskan bagaimana mengenali rasa sakit yang sebaiknya tidak disepelekan dan segera diambil tindakan. Keluhan seperti apa yang sepatutnya tak diabaikan, dan secepatnya diambil tindakan? Berikut rangkumannya seperti dilansir Today.com:



 1. Sakit perut
Mulai waspada jika sering mengalami sakit perut di bagian tengah lalu secara bertahap bergerak ke kanan sebab bisa jadi itu gejala usus buntu. Usus buntu jika sampai pecah, maka bakteri yang keluar bisa masuk ke dalam aliran darah dan menginfeksi tubuh.

2. Sakit gigi
Gigi yang meradang jangan dibiarkan, karena bisa mengganggu saraf. Segera ke dokter gigi untuk mengetahui penyebabnya.

3. Nyeri punggung
Sakit di bagian punggung diikuti demam dan mual, juga jangan diabaikan, sebab bisa jadi itu gejala sakit ginjal. Bakteri yang menyusup ke saluran kemih lalu ke ginjal. Apabila hal ini dibiarkan, bisa menimbulkan infeksi parah. Jangan membiasakan diri minum antibiotik untuk mengatasinya, melainkan segeralah ke dokter. Infeksi ginjal yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian.

4. Nyeri betis
Jika merasakan sakit dibagian kaki, jangan sepelekan, apalagi kalau sampai muncul memar dan terasa hangat saat disentuh. Sebab itu bisa jadi pertanda deep vein thrombosis (DVT), yakni darah yang menggumpal pada pembuluh vena. Jika sakit dibiarkan, gumpalan darah bisa bertambah besar dan pecah. Efeknya bisa menghentikan aliran darah dan risiko terserang stroke.

5. Sakit kala haid
Sakit perut bulanan umumnya diatasi oleh perempuan dengan minum obat-obatan. Padahal, sakit perut menstruasi apalagi jika sampai diikuti kram bisa jadi gejala penyakit endometriosis. Penyakit ini, jika tidak segera ditangani bisa menghambat kesuburan. Sekitar 40 persen sampai 60 persen perempuan umumnya mengalami nyeri perut saat menstruasi, biasanya karena endometriosis.

6. Nyeri tulang belikat
Sekitar 30 persen orang yang mengalami serangan jantung ditandai dengan nyeri di antara tulang belikat. Rasa sakit lalu biasanya diikuti nyeri rahang, sesak napas dan mual. Jika merasakan sakit ini, jangan sepelekan dan segera ambil tindakan.

7. Sakit kepala
Sering sekali sakit kepala dianggap sepele, padahal sakit kepala yang datang tiba-tiba bisa jadi awal gejala aneurisma, yakni kelainan pembuluh darah otak yang muncul akibat penipisan dan degenerasi dinding pembuluh darah arteri. Penyakit ini, jika tidak segera ditangani bisa menimbulkan kematian. Jadi, jangan sepelekan sakit kepala yang diikuti rasa mual dan sensitif terhadap suara dan cahaya. (Sumber: www.dokterdigital.com)

:: 6 Bumbu Masakan yang Menyehatkan ::

Selamat pagi Sobat! Siapa yang suka memasak? Tau gak, ternyata banyak bumbu dapur yang biasa kita pakai yang bermanfaat untuk kesehatan loh Tropicana Slim @Alergon akan bahas satu per satu, ini dia:



1. Bawang Merah
Bawang merah mengandung inulin yang berfungsi sebagai prebiotik, baik untuk kesehatan saluran cerna. Dibandingkan dengan brokoli, apel, anggur dan teh, kandungan antioksidan quercetin di bawang merah paling besar 

2. Ketumbar
Ketumbar bermanfaat sebagai antibakteri Salmonella yang sering mengganggu kesehatan perut. Selain itu, ketumbar adalah salah satu rempah penurun kolesterol jahat.

3. Kemangi
Bahan masakan yang mempunyai wangi yang khas ini berpotensi untuk mengurangi risiko penyakit diabetes dengan menghambat penyerapan gula dalam tubuh. Pada umumnya wanita mengkonsumsi daun kemangi sebelum dan setelah melahirkan untuk melancarkan aliran darah dan ASI

4. Daun Salam
Konsumsi daun salam secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit diabetes dan jantung, apalagi jika dibarengi dengan menjaga pola makanan yang sehat, rajin berolahraga dan istirahat yang cukup

5. Bawang Bombay
Bawang bombay dipercaya oleh bangsa Mesir kuno sebagai simbol keabadian karena bentuknya yang seperti bola dengan cincin konsentris. Dan ternyata, bawang bombay adalah salah satu sumber antioksidan yang ampuh mencegah kanker. Antioksidan di bawang bombay lebih tinggi dari bawang putih.

6. Kayu Manis
Ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah sehingga baik untuk mencegah risiko diabetes. Kayu manis juga mengandung senyawa antioksidan yang berpotensi mencegah peradangan dan melawan bakteri jahat dalam tubuh.

Nah, ingin tahu lagi lebih banyak tentang info-info sehat menarik seperti ini? Ayo like dan ikutii terus timeline Facebook Alergon ya..
Please like n share

Tips - tips Kesehatan

Modern belom tentu baik dan sehat.
contoh : Milih duduk ato jongkok 













:: Toilet Jongkok Vs Toilet Duduk, mana yang lebih sehat? ::

Tak sekadar gaya, posisi duduk saat menggunakan toilet rupanya juga turut mempengaruhi kesehatan tubuh penggunanya lho. Nah, di antara dua jenis toilet, yaitu toilet duduk dan toilet jongkok, mana yang lebih dianjurkan oleh dokter? "Sejujurnya kita itu lebih baik menggunakan toilet jongkok. Kenapa? Karena posisi anatomi tubuh manusia akan lebih baik jika kita menggunakan toilet jongkok. Walaupun begitu bukan berarti toilet duduk itu buruk," ujar dr Ayu Yuni Andini, dokter umum Klinik Cempaka Putih.

Dilansir Asia One, pernyataan dr Ayu juga diamini oleh beberapa ahli yang menyebutkan bahwa jongkok merupakan posisi yang paling tepat dan direkomendasikan untuk buang air besar. "Posisi ideal untuk buang air besar adalah jongkok dengan paha tertekuk pada perut. Dengan cara ini kapasitas rongga perut sangat berkurang dan tekanan intra-abdomen meningkat, sehingga akan lebih mendorong pengeluaran feses," ungkap Henry L. Bockus, seperti dikutip dari jurnal Gastroenterology.

Ketika Anda buang air besar, otot puborectalis mengendurkan tekanannya di rektum untuk memungkinkan feses keluar. Dalam posisi duduk, tekanan yang ada hanya mengendur sebagian. Sementara dalam posisi jongkok, tekanannya mengendur dan rileks dengan sempurna sehingga memudahkan proses pengeluaran feses.

Posisi duduk, apalagi jika duduk dengan posisi biasa dan tegak lurus 90 derajat, justru membuat proses buang air besar menjadi lebih sulit untuk dilakukan dan tenaga yang dibutuhkan juga menjadi lebih besar. Selain itu, menurut jurnal Digestive Diseases and Sciences, dibutuhkan waktu lebih lama untuk buang air besar dengan toilet duduk sebab tubuh butuh proses untuk mendorong feses melalui sudut rectoanal. Pada posisi jongkok tidak butuh waktu lama karena sudut rectoanal telah terbentuk dengan sendirinya dan feses pun terdorong.

Mengapa hal tersebut penting untuk diketahui? Sebab posisi saat menggunakan toilet dianggap memainkan peran besar sebagai faktor risiko beberapa penyakit seperti sembelit, wasir dan radang usus buntu. Hal ini didukung ini oleh pengamatan bahwa di negara-negara terbelakang yang masih terbiasa jongkok untuk buang air besar prevalensinya untuk penyakit-penyakit tersebut rendah. Sebaliknya, negara-negara maju yang terbiasa menggunakan toilet duduk justru prevalensinya terus meningkat.
Please comment, like & share!
Sumber : healthdetik